Selasa, 30 Juli 2013

Backpacker dari Bali ke Pulau Sempu



Writted by : Lanang

Salam satu ransel kawan2 backpacker se-Indonesia. Catatan perjalanan kami kali ini berisi tentang perjalanan ke Pulau Sempu yang terletak di Kabupaten Malang Selatan, Jawa Timur. Semoga catatan2 perjalanan kami dapat memberikan pengetahuan bagi kalian yang akan backpacker dari Indonesia bagian timur menuju ke Pulau Jawa.
Setelah perjalanan sebelumnya ke Bromo sebulan kemudian kami kembali ke Pulau Jawa, tepatnya Jawa Timur untuk menuju ke Pulau Sempu yang tepatnya terletak di Kawasan Pantai Sendang Biru, Malang Selatan. Sebenarnya untuk menekan budget seharusnya dari Bromo kami langsung melanjutkan perjalanan ke Malang karena kedua tempat tersebut masih berada di provinsi yang sama. Jadi kita bisa menekan budget transport lagi untuk tidak bolak-balik Jawa-Bali.  Tapi karena masalah waktu akibat kesibukan kami maka rencana untuk ke Pulau Sempu kami lanjutkan sebulan kemudian, tepatnya akhir bulan Juli 2013.

Day-1 (Jumat 26 Juli 2013)
Setelah menyusun rencana matang2 malam itu kami berangkat dari terminal Ubung Denpasar. Kami menyepakati meeting point di depan pos Polisi terminal  jam 22.00 Wita untuk menghindari serbuan calo terminal yang seperti piranha :D. Pada perjalanan kali ini kami hanya berangkat berdua (saya dan Yudi’). Setelah masuk ke Bus Jurusan Denpasar-Gilimanuk dan menunggu bus ngetem sekitar 20 menit kami langsung berangkat menuju ke Pelabuhan Gilimanuk.  Ongkosnya Rp.30.000

Day-2 (Sabtu, 27 Juli 2013)
Pukul 2 Wita dinihari kami tiba di Pelabuhan Gilimanuk. Kami langsung menuju loket di bagian utara pelabuhan. Harga tiket menyebrang menggunakan kapal Ferry Rp.6.500. Untuk menyebrang ke Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur membutuhan waktu sekitar 45 menit jika cuaca bagus dan arus laut tidak begitu keras. Tapi saat kami menyebrang kali ini cuaca gerimis dan arus laut lumayan keras mengguncang kapal yang kami tumpangi.
Setelah sekitar 1 jam lebih kami terombang-ambing di laut akhirnya  pukul 2 Wib dinihari kapal berlabuh di Ketapang. Kami langsung keluar Pelabuhan mencari warung untuk makan.  Setelah makan kami langsung menuju ke Stasiun Banyuwangi Baru yang letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Ketapang., tepatnya saat keluar dari area Pelabuhan kita langsung belok kanan. Setelah melewati jembatan akan terlihat papan nama Stasiun Banyuwangi Baru di kiri jalan. Tapi saat kami sampai disana ternyata loket belum buka karena kami datang terlalu Subuh. Loket baru buka Pukul 4 Wib dinihari.
Agar lebih cepat sampai ke Malang kami kembali ke area luar Pelabuhan mencari angkot di depan ornament nama Pelabuhan untuk menuju ke Terminal Sri Tanjung yang letaknya di bagian utara Pelabuhan. Letaknya lumayan jauh dari Pelabuhan. Tapi sayangnya supir angkotnya menolak karena hanya 2 penumpang, yaitu kami berdua saja. Saat itu juga tidak ada tukang ojek di sekitar sana, yang ada hanya tukang becak. Mau tidak mau kami putuskan naik becak ke terminal Sri Tanjung.
Setelah becak berjalan perlahan menyusuri jalan raya yang sepi Kira2 Pukul 3 Wib dinihari kami akhirnya sampai di Terminal Sri Tanjung. Ternyata tidak ada Bus yang menuju ke Malang, yang ada hanya 1 bus yang menuju ke Surabaya. Akhirnya kami putuskan untuk gambling menunggu loket di Stasiun Banyuwangi Baru buka untuk mendapatkan tiket ke Malang. Sementara tukang becak yang barusan mengantar kami sudah pergi jauh. Kami akhirnya dengan terpaksa berjalan cepat menuju kembali ke Stasiun sambil menunggu Angkot lewat atau mobil pick up tanpa muatan untuk ditumpangi. Tapi sampai kami tiba di Stasiun tidak ada Angkot ataupun Pick up yang lewat. Saat itu tepat waktu Sahur saat kami tiba di Stasiun. Kami tiba pukul 4 Wib kurang.  Disana sudah mulai rame calon penumpang yang menunggu loket buka. Akirnya setelah menunggu sekitar 30 menit loket akhirnya buka. Kami langsung ke loket untuk memesan tiket KA Tawang Alun jurusan Malang Kotabaru. Untungnya masih ada bangku kosong saat kami memesannya. Kami langsung membeli tiket untuk pulang besok karena takut kehabisan seperti pada saat kami di Probolinggo sebelumnya. Harga tiketnya Rp 50.000 tarif jauh dekat sekali jalan. Setelah menunggu sampai pukul 5.15 Wib akhirnya kami dipersilahkan masuk ke gerbong karena kereta segera berangkat. Kereta ini lumayan bagus walaupun statusnya Kereta Ekonomi. Gerbongnya bersih dan di dalam dipasang AC. Setelah menempuh perjalanan dan singgah di beberapa Stasiun kecil akhirnya KA Tawang Alun tiba di Stasiun Malang Kotabaru pada pukul 13.10 Wib, telat 5 menit dari jadwal tiba. Kereta KA Tawang Alun benar2 recommended untuk perjalanan kami kali ini.
Untuk menuju ke Pulau Sempu kami harus melewati rute Stasiun-Terminal Arjosari-Terminal Gadang-Pasar Turen-Pantai Sendang Biru. Kami keluar Stasiun mecari angkot menuju Termial Arjosari, tapi Pak Sopir angkot mengatakan kita bisa langsung ke Terminal Gadang. Saat itu kami langsung berangkat tanpa ngetem karena penumpang sudah penuh. Tarif angkot ke Terminal Gadang Rp.5.000 per orang.  Untuk barang besar dikenakan tambahan Rp.5.000. Setelah tiba di Terminal Gadang kami masuk ke Bus dengan jurusan Malang-Dampit yang nanti akan menurunkan kami di Pasar Turen. Tarifnya Rp.7.000.
Setelah diturunkan di depan Pasar Turen sekitar pukul 15.00 Wib kami langsung masuk ke Angkot jurusan Turen-Sendang Biru. Disinilah masalah muncul. Setelah menunggu cukup lama angkot tidak berangkat juga padahal penumpang sudah cukup banyak. Ternyata ujung2nya kami disuruh mencarter setelah kami mengancam akan naik ojek saja dengan tarif 50 ribu sampai di Sendang Biru. Akhirnya sopir angkot menyuruh kami membayar Rp. 50.000 untuk 1 orang dan kami mengiyakan agar tidak sampai Maghrib di Sendang Biru, karena lewat pukul 17.00 katanya tidak dapat izin untuk masuk ke Pulau Sempu dari Sendang Biru. Yang membuat kami makin kesal adalah ternyata si Sopir menunggu beberapa saat lagi untuk menambah 2 penumpang lagi. Sekitar pukul 17.30 Wib kami khirnya tiba di Pos izin di Sendang Biru setelah diajak berputar2 memasuki perkampungan oleh si Sopir Angkot sialan. Kami lah penumpang terakhir yang turun dan selama penumpang lain selain kami berdua turun mereka dikenakan tariff normal Rp. 12.000. Sebegitu rasisnya si Sopir angkot ini karena tahu kami dari Bali (mungkin didengar dari logat kami yang kental)  dan dikira turis dengan uang yang banyak.
Hal yang kami takutkan sebelum2nya menjadi kenyataan. Kami tidak mendapat izin menyebrang dari bapak yang bertugas di Pos Izin karena factor keamanan. Setelah kami sedikit memelas dan mnceritakan pengalaman kami barusan akhirnya Bapak penjaga pos izin memberikan jalan tengah. Kami ditawarkan untuk menggunakan Guide untuk memandu kami untuk memasuki Pulau Sempu dan menuju ke Pantai Segoro Anakan. Memang pada umumnya para pengunjung yang baru pertama kali mengunjungi Pulau Sempu diharuskan menggunakan pemandu karena beberapa kasus pengunjung tersesat dan menghindari mereka agar tidak tersesat ke area konservasi yang berisi binatang buas seperti Anak Macan, Sanca Bodo, dan Babi Hutan. Jasa sewa guide normalnya Rp.100.000 per orang. Tapi saat itu kami langsung dipertemukan dengan calon pemandu kami oleh Bapak petugas. Kemudian Bapak Pemandu yang bernama Pak Wanto menawarkan harga 250 Ribu untuk kami berdua untuk Mengantar kesana dan mengantar pulang. Pak Wanto akan ikut menginap bersama kami. Akhirnya kami tawar dengan harga Rp.200.000 dan Pak Wanto setuju. Beliau menyuruh kami menunggu sebentar untuk pulang mengambil  peralatan yang mesti dibawanya. Beliau juga menawarkan kami jika kami perlu menitip untuk membeli nasi untuk dibawa kesana. Sambil menunggu Pak Wanto kembali kami kembali ke Pos Izin untuk mengisi surat pernyataan dan membayar iuran seikhlasnya. Saat itu kami bayar Rp.15.000 per orang.
Bagi kalian yang lupa membawa tenda tidak perlu khawatir. Di Pos izin juga melayani jasa sewa tenda, matras, sleeping bag, sepatu trekking, dan beberapa peralatan camping lainnya. Setelah itu kami ke warung yang terletak di sebelah Pos izin untuk membeli Rokok dan lotion anti nyamuk. Setelah menunggu sebentar Pak Wanto datang dan langsung mengajak kami menuju ke perahu dan langsung menghubungkan kami dengan pemilik perahu. Tarif yang ditawarkan Rp.100.000 antar-jemput dan kami mengiyakan saja.  Kami tiba di Teluk Semut sekitar pukul 19.00 Wib dan memulai trekking kami menuju Pantai Segoro Anakan.  Sebelumnya kami diajak berhenti di Pos yang terlihat seperti Pos Satpam untuk mengambil senter dan perjalanan dilanjutkan kembali. Pak Wanto sempat menawarkan saya untuk bertukar tas dengan tasnya. Mungkin dia melihat saya semaput saat jalan karena membawa tas carrier yang menurut perkiraan saya beratnya sekitar 10 Kg. Setelah setengah perjalanan kami beristirahat. Benar2 Rumble in the Jungle ! Medannya lumayan berat. Beberapa kali kami hampir terpeleset akibat medan yang licin dan naik turun.
Setelah melewati medan berat, jajaran batu yang membentuk gua, dan jalan setapak yang terletak di pinggir tebing yang di pinggirnya adalah laut akhirnya kami tiba di Pantai Segoro Anakan.
Beberapa jajaran tenda sudah mulai terlihat. Kami istirahat sejenak dan langsung prepare untuk membangun tenda. Setelah itu kami langsung makan nasi yang dibelikan oleh Pak Wanto saat di Sendang Biru tadi. Medan berat yang barusan kami lewati membuat kami benar2 kelelahan. Perjalanan tadi kami tempu dalam waktu 1 jam dengan istirahat sekali saja. Lalu kami mulai mengeluarkan alat masak kami. Kompor lapangan, panci serbaguna, Parafin, dan korek sudah kami siapkan dari rumah. Kami memasak air untuk membuat kopi dengan air mineral yang kami beli di Sendang  Biru. Saat sedang nikmat2 nya minum kopi sambil merokok tiba2 kami dikejutkan oleh kembang api yang diletuskan oleh salah satu pengunjung. Pak Warto dengan segera menghampiri pengnjung tidak bertanggung jawab tersebut untuk memberi peringatan  dan menyita kembang api yang dibawanya. Menurut penuturan Pak Wanto pihak Petugas di Pos Izin kecolongan karena pengnjung semacam ini bisa lolos sampai ke Pulau Sempu. Pak Wanto juga menambahkan kalau suara ledakan kembang api yang begitu keras bisa menyebabkan burung yang akan bertelur di wilayah konservasi akan gagal bertelur karena terkejut akibat suara tersebut. Menurut saya pengnjung tersebut tidak have fun pada tempatnya.
Di kawasan konservasi seperti Pulau Sempu ini seharusnya kita tidak berbuat yang macam2 seperti itu hanya untuk tujuan have fun atau untuk caper, alias cari perhatian.  Saya mulai merasa kesal kepada pengunjung tersebut ketika malam hari  saat pengunjung lain sedang istirahat pada malam harinya di tenda mereka masing2, para pengunjung tidak bertanggung jawab tersebut malahan tertawa keras2 sambil mengobrol dengan kelompok mereka. Saya merasa sangat terganggu dan tidak bisa tidur. Saya keluar tenda dan merokok di luar dengan grup lain yang terdiri dari Pemuda Timor yang kuliah di Kota Malang sambil menghangatkan air di camp mereka. Salah satu dari mereka sempat kesal dan nyaris menghampiri pengunjung sialan tersebut dengan membawa kayu, tapi kemudian ditenangkan oleh salah satu kawan mereka. Suasana kembali tenang setelah sedikit tegang barusan. Setelah rokok habis saya kembali ke tenda untuk istirahat

Day-3 (Minggu 28 Juli 2013)
Pukul 5 Pagi Wib Yudi membangunkan saya untuk bersiap2 bongkar tenda agar nanti tidak kewalahan saat pulangnya karena kami berniat menyusuri kawasan Pantai Segoro Anakan sebelum kembali ke Teluk Semut.  Setelah sempat membuat kopi kami mulai menelusuri kawasan Pantai Segoro Anakan yang mulai terlihat jelas karena matahari mulai tampak sedikit. Ternyata air Pantai sedang surut. Karang2 terlihat jelas di tengah2 Pantai yang sekilas mirip dengan Danau. Kata Pak Wanto kalau air sedang pasang, aka nada air yang menyembur dari lubang yang berada di karang yang menghalangi Pantai Segoro Anakan dengan Samudera Hindia. Walaupun terkesan tergenang, air Pantai masih tampak jernih. Beberapa pengunjung yang waga Negara asing mulai berenang mendekati lubang yang saya katakana barusan. Setelah itu kami naik ke atas bukit dimana disana kita bisa melihat hamparan samudera Hindia dan terdapat Pulau kecil di dalamnya. Kawanan monyet mulai datang tapi terkesan takut mendekati pengunjung. Beberapa pengunjung mulai melempari makanan ke arah monyet2 tersebut.
Setelah puas mengeksplorasi Pantai Segoro Anakan kami mulai perjalanan kami kembali menuju ke Teluk Semut. Sampah yang kami buat kemarin malam kami masukkan ke kantong kresek dan Pak Wanto membantu untuk membawakannya sampai di Teluk Semut. Medan berat yang kami lewati kemarin malam tampak jelas saat ini. Ternyata memang sangat berat. Setelah 30 menit berjalan kami akhirnya tiba di Teluk Semut.  Pak Wanto langsung menelpon Bapak pemilik perahu yang mengantar kami kesini kemarin. Setelah perjalanan berakhir saya menyimpulkan bahwa pemandu kami, Pak Wanto benar2 professional. Beliau termasuk pemandu senior untuk ke Pulau Sempu. Kami merasa dimudahkan selama dipandu oleh beliau ketika menempuh perjalanan di Pulau Sempu. Pak Wanto juga menyarankan kami untuk naik ojek saja untuk kembali ke Pasar Turen. Dia juga sudah tahu sikap Sopir angkot seperti yang saya ceritakan kemarin. Bisa jadi kami baru diantar ke Pasar Turen pada jam 11 Siang belum lagi waktu di perjalanan. Sedangkan kami harus tiba di Stasiun Malang sebelum pukul 2 Siang.  Setelah beberapa saat mengobrol akhirnya perahu yang menjemput kami datang. Sebelumnya kami diajak menuju ke kawasan masuk menuju Telogo Lele oleh bapak pemilik perahu. Di tengah perjalanan kami membayar honor untuk Pak Wanto karena beliau akan kembali memandu para peneliti yang ikut satu perahu dengan kami menuju ke Telogo Lele dengan tujuan Penelitian tumbuhan.
Setelah tiba di Pantai Sendang Biru kami langsung ke Pos Ojek yang terletak di dekat parkir mobil. Tarif ojek untuk ke Pasar Turen mulanya 70 Ribu, tapi kami tawar Rp 60.000 dan si Tukang ojek setuju. Kami lalu menunggu mereka di depan Pos izin sambil melapor bhwa kami sudah membawa sampah yang kami buat saat Campign kemarin. Beberapa saat kemudian 2 orang tukang  ojek datang dan mengantar kami menuju Pasar Turen.  Ternyata jarak dari Pasar Turen menuju Pantai Sendang Biru lumayan jauh juga. Stelah tiba di Pasar Turen dan belum sempat duduk Bus jurusan Malang-Dampit sudah tiba. Nantinya kami akan diturunkan di Terminal Gadang. Tarif bus dari Pasar Turen ke Terminal Gadang Rp.5.000. Setelah sampai di Terminal Gadang  kami langsung naik angkot Jurusan Gadang-Pasar-Arjosari. Sebelum turun dari Bus si kernet sempat memperingati kami untuk waspada dengan dompet kami karena disana rawan copet. Setelah menunggu Angkot ngetem beberapa saat dan penumpang sudah penuh angkot mulai jalan. Angkot empat terkena macet di dalam Kota Malang akibat Truk terguling di depan. Beberapa saat kemudian kami sudah sampai di Stasiun Malang Kota Baru. Kami diturunkan di depan Stasiun dengan tarif Rp.5.000 per orang dan barang berat dengan tambahan Rp.5.000. Kami tiba sangat awal di Stasiun, yaitu sekitar pukul 12.30 Wib. Waktu yang tersisa kami manfaatkan untuk mencari makan di sekitar Stasiun dan meminjam kamar mandi. Sampai tiba pukul 13.30 kami langsung menuju ke dalam Stasiun dan menyerahkan tiket kami kepada petugas. Pukul 14.15 Wib KA Tawang Alun mulai berangkat tepat waktu. Setelah menempuh perjalanan jauh dan singgah di beberapa Stasiun2 kecil akhirnya kami tiba di Stasiun Banyuwangi Baru pada Pukul 22.30 Wib, telat beberapa menit dari jadwal tiba. Ternyata KA Tawang Alun benar2 bagus dan recommended. Kami lalu keluar Stasiun menuju dagang nasi tempat kami biasa makan sebelum menyebrang ke Bali. Kira2 pukul 24.00 Wib kami melanjutkan perjalanan ke Loket untuk menyebrang ke Bali. Ternyata cuaca belum normal. Saat kami menyebrang arus Laut di Selat Bali masih keras, membuat Kapal yang kami tumpangi sedikit oleng.

Day-4 (Senin, 29 Juli 2013)
Pukul 2.00 Wita dinihari kami tiba di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Kami langsung menuju ke Terminal bus yang letaknya tidak jauh dari Pelabuhan. Setelah melewati pos pemeriksaan sebelumnya kami akhirnya sampai di Terminal Gilimanuk. Bus menuju ke Terminal Ubung, Denpasar tersedia 24 Jam disini. Setelah ke toilet dan minum kopi sebentar kondektur Bus langsung memanggil kami untuk segera berangkat karena penumpang sudah lumayan banyak. Tidak ada yang menarik selama perjalan pulang. Sebagian besar waktu kami habiskan untuk tidur. Pukul 6.00 Wita kami tiba di Terminal Ubung, Denpasar. Disini kami berpisah diantar tukang ojek yang sudah mengerubungi sejak turun dari bus ke rumah kami masing2 dengan ongkos Rp.25.000 ke daerah Imam Bonjol dan Sesetan.

Rincian Cost Backpacker dari Bali ke Pulau Sempu :
-Bus Denpasar Gilimanuk                             : Rp 30.000
- Tarif menyebrang ke Ketapang                   : Rp 6.500
- Becak ke Terminal Sri Tanjung                   : Rp 10.000
-Tiket KA Tawang Alun BWB-MLG (PP)    : Rp 100.000
- Angkot Stasiun ke Terminal Gadang           : Rp. 10.000 (plus barang bawaan)
- Angkot Stasiun Gadang ke Turen               : Rp 7.000
-Angkot Pasar Turen ke Sendang Biru          : Rp 50.000
-Izin + Pemandu                                           : Rp 115.000
- Sewa Perahu PP (Rp 100.000 : 2 Org )     : Rp 100.000
- Ojek Sendang Biru ke Pasar Turen            : Rp 60.000
- Bus Pasar Turen ke Term. Gadang             : Rp 5.000
- Angkot Term. Gadang ke Stasiun Malang   : Rp 10.000 ( plus barang bawaan)
- Tarif menyebrang ke Gilimanuk                   : Rp 6.500
- Bus Gilimanuk ke Terminal Ubung              : Rp 30.000
- Ojek ke rumah masing2                              : Rp 25.000
                   TOTAL : Rp 565.000 ( Belum termasuk makan dan sewa toilet )

Jumat, 12 Juli 2013

Tips Aman dan Nyaman Backpacker-an



Salam satu ransel kawan2 Backpacker se-Indonesia ! Kali ini kami ingin memberikan sedikit tips berdasarkan pengalaman kami yang telah singgah di beberapa tempat  agar kalian merasa nyaman dan terhindar dari hal yang tidak diinginkan pada saat backpacker. Semua Backpacker pasti menginginkan hal tersebut di setiap trip mereka.  Semoga tips berikut dapat bermanfaat bagi kalian semua.


Dari Segi Penampilan

Hindari menggunakan pakaian yang terlalu matching atau mencolok pada saat backpacker. Ingat ! Backpacker itu Lifestyle, bukan Fashion. Hindari juga menggunakan perhiasan terutama perhiasan emas. Hal tersebut dapat mengundang perhatian, terutama orang yang berniat tidak baik melakukan kejahatan terhadap anda. “Karena kejahatan datang bukan karena niat dari pelakunya, tapi karena ada kesempatan”, begitu kata Bang Napi :D.
Untuk kenyamanan lebih baik kalian menggunakan celana pendek dan sandal atau sepatu slop saja pada saat melakukan perjalanan di tempat yang suhu nya tidak terlalu dingin. Kalaupun tujuannya adalah tempat dengan suhu dingin seperti gunung dan harus menggunakan celana panjang usahakan bukan celana panjang yang ketat karena sangat mengganggu kenyamanan pada saat nanti duduk berdesakan di Bis jika kalian sering menggunakan bis ekonomi sejenis AKAS yang cenderung sesak oleh penumpang. Saran kami jangan menggunakan sepatu boot yang susah untuk dilepas karena akan mempersulit kalian pada saat ingin BAB saat kalian mengalami mendadak mules. Bila perlu usahakan membeli Bodypack yang tidak terlalu besar yang selalu bisa anda bawa kemana-mana untuk menyimpan barang2 berharga seperti dompet, kamera, dan handphone pada saat ransel / carrier kalian diletakkan jauh dari kalian diam seperti di bagian belakang bus ekonomi . Usahakan tidak menaruh dompet pada kantong belakang karena rawan dicopet.

Dari Segi Sikap   

Usahakan tidak menunjukkan sikap sedang kebingungan atau clingak-clinguk pada saat anda sedang berada di tempat yang menurut kalian asing seperti  Terminal atau Stasiun yang seringkali rawan kejahatan, baik penipuan maupun pemerasan. Tunjukkan sikap bahwa seolah2 kalian sudah terbiasa atau sering ke tempat tersebut. Jika anda memang benar sedang bingung bertanyalah pada orang yang pantas dipercaya seperti Petugas Keamanan ataupun petugas terkait. Jangan sering2 mengeluarkan barang berharga seperti hp saat berada di tempat tersebut ataupun berada di transportasi yang membebaskan pengamen atau pedagang asongan bebas keluar masuk ke dalamnya. Usahakan menahan keinginan anda untuk selalu mengeluarkan hp sampai dirasa situasi aman.  Jangan bertanya atau mengobrol terlalu mendalam kepada orang asing yang tidak dapat dipercaya

Dari Segi Barang Bawaan

Usahakan tidak memasukan barang2 yang tidak terlalu penting ke dalam tas ransel / carrier pada saat kalian packing karena akan menambah berat beban dari ransel yang nanti akan kalian bawa. Buatlah catatan barang apa saja yang kalian harus bawa sesuai kebutuhan sbelum packing. Seandainya kalian dalam perjalanan dalam rangka mendaki dan wajib membawa barang berat seperti tenda dan alat masak  yang beban nya lumayan berat usahakan barang dibagi dengan teman anda yang lain, misalnya Si A membawa tenda di  ranselnya, Si B membawa kompor Portable dan bahan di ranselnya, dan Si C membawa logistic seperti bahan makanan di ranselnya.
Jangan menaruh barang berharga di dalam ransel karena bisa saja sewaktu2 ransel diletakkan jauh dari kita seperti misalnya saat berada di dalam transportasi umum. Sekali lagi kami menyarankan kalian untuk menyisihkan uang sedikit untuk membeli bodypack guna menyimpan barang berharga agar selalu bisa kalian bawa.

Semoga tips diatas dapat menambah pengetahuan kalian saat backpacker ke tempat lain yang belum terlalu anda kenali. Maaf jika kami frontal menyebutkan beberapa nama tempat atau produk karena kami menulis tips diatas berdasarkan pengalaman kami singgah di tempat2 tersebut.  (Lanang)

Jumat, 05 Juli 2013

Backpacker dari Bali ke Bromo



Writted by : Lanang
Salam satu ransel untuk kawan2 backpacker seluruh Indonesia. Kali ini kami akan menulis tutorial dan pengalaman perjalanan  kami dari Bali ke Bromo. Karena sebagian tutorial yang beredar di Blog yang ditulis oleh kawan2 bacpacker lainnya sebagian hanya dari bagian Barat Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan daerah bagian barat lainnya. Kali ini kami akan memberikan tutorial untuk rute dari Timur, tepatnya Bali ke Barat Indonesia. Semoga bermanfaat bagi kawan2 backpacker.
Perjalanan kali ini sebenarnya sudah kami rencanakan jauh2 hari. Kami berangkat 3 Orang kesana, yaitu Saya(Lanang), Yudi, dan Ganesh Rencananya kami berangkat tanggal 25 Juni, tetapi karena pada saat itu sedang berlangsung event Jazz Gunung dan salah satu teman kami, Ganesh juga belum mendapatkan waktu yang tepat  akhirnya kami undur perjalanan menjadi tanggal 30 Juni. Karena kami dengar saat  tanggal 25 Juni s/d 28 Juni event Jazz Gunung berlangsung seluruh penginapan di Cemoro Lawang terisi penuh dan kami pikir kami tidak akan bisa mendapatkan penginapan disana dan akan berdesakan nantinya pada saat berada di Penanjakan karena banyaknya pengunjung kesana. Isu harga tiket masuk ke Bromo yang dikabarkan naik drastic juga membuat kami hampir mengurungkan niat kesana berhubung bajet kami yang pas2an.

Minggu, 30 Juni 2013

Pukul 21.00 WITA :  Saya dan Yudi tiba di terminal Ubung Denpasar.Kami langsung menuju depan Pos Polisi yang terletak di depan terminal menunggu Ganesh datang. Menunggu disini memang sangat recommended menurut saya untuk menghidari hal yang tidak diinginkan dan aman dari kepungan beberapa calo terminal yang menjengkelkan. Setelah menunggu 30 menit Ganesh datang. Kami langsung mencari Bus Jurusan Denpasar-Gilimanuk. Bus ini bentuknya kecil. Cuma ¾ dari bus executive. Ada yang berwarna Hijau dan Biru. Lebih baik mencari bus ini di pintu keluar Terminal. Jangan sekali2 masuk ke terminal jika kalian tidak mau dibuat geram oleh sikap calo di dalam. Setelah itu kami masuk ke Bus dengan tarif Rp. 30.000. Kami menunggu di dalam bus yang sedang ngetem sampai penumpang penuh.

Pukul 23.00 WITA : Bus akhirnya berangkat ke Gilimanuk. Disini kami bertemu backpacker dari Malang yang akan pulang dari Gunung Rinjani, Lombok.

Senin, 1 Juli 2013

Pukul 3.00 WITA : Kami tiba di pelabuhan Gilimanuk. Langsung kami menuju tempat pembelian tiket. Tiket menyebrang ke Banyuwangi harganya Rp.6500.
Kami dengan backpacker dari Malang
 Pukul 3.00 WIB : Kami sampai di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Kami langsung keluar pelabuhan mencari angkot ke Terminal Ketapang. Ongkos angkot ke terminal Rp.4000.

Pukul 3.10 WIB : Sampai di terminal Ketapang. Kami naik bis AKAS jurusan Probolinggo. Ongkosnya Rp. 50.000. harga ini termasuk mahal . Harga normalnya hanya Rp.32.000. karena kami tiba terlalu pagi disini  kami tidak ada pilihan. Kami menunggu sampai bis menemukan lebih banyak penumpang. Pukul 4.10 WIB Bus AKAS akhirnya berangkat menuju Probolinggo transit di Situbondo kemudian melanjutkan perjalanan.

Pukul 10.30 WIB : Kami Tiba di Terminal Bayu Angga Probolinggo. Kami langsung keluar terminal dan berbelok ke kiri. Di depan warung2 yang berjejer terdapat Mini Bus  yang disebut Bison. Disana sudah menunggu 4 turis yang menunggu penumpang Bison Penuh. Setelah datang 3 orang penumpang lagi Bison kemudian berangkat menuju Cemoro Lawang. Tarif Normal Bison dari Probolinggo ke Cemoro Lawang adalah Rp.25.000 s/d 35.000. Usahakan kalian sampai di terminal sebelum pukul 4 Sore. Karena diatas jam tersebut katanya Bison jarang ada. Pun ada tarifnya bisa sampai Rp. 50.000 per orang bahkan bisa disuruh Carter oleh pak Sopirnya.

Pukul 11.30 WIB : Tiba di Cemoro Lawang. Ternyata Sopir ELF langsung merangkap menjadi Calo Kamar dan calo Jeep  disini. Kami langsung masuk ke Penginapan Setia Kawan. Letaknya di sebelah utara Tower. Tarif kamarnya Rp.150.000 per malam dengan Fasilitas Air Panas dan Kasurnya 1 Single Bed dan 1 Double Bed. Selain itu pemandangan Gunung batok terlihat dari teras di penginapan ini. Harga tersebut kemungkinan sudah dinaikkan oleh sopir ELF sekitar Rp.50.000. sopir ELF juga membantu kami revervasi jeep dan mencarikan penumpang lain untuk sharing agar lebih murah biayanya per orang.  Kami dapat 3 teman sharing  jeep yang kamarnya berada di samping kamar kami dan juga 1 bison dengan kami tadi. Jangan ragu memberikan DP kepada Sopir Angkot yang menjadi mediator tersebut. Harga sewa Jeep Rp. 650.000 dengan tujuan Penanjakan-Kawah Bromo-Pasir Berbisik-Bukit Teletubies. Akhirnya saya, Yudi, dan Ganesh mengeluarkan uang masing2 Rp.110.000 untuk DP Jeep dan sisanya dibayar oleh 3 teman sharing kami.
Setelah meletakkan seluruh barang bawaan kami , kami langsung ke teras menikmati pemandangan di sekitar penginapan. Kamar kami letaknya di lantai 2, sehingga sangat bagus pemandangan dari sini.
pemandangan dari teras penginapan
 Setelah puas melihat2 dan foto2 kami langsung mencari warung dekat penginapan. Harga makanan disini lumayan. Nasi campur dengan lauk ayam + Teh jahe Harganya Rp. 15.000.

Pukul 12.30 WIB : setelah makan kami langsung jalan2 keliling Cemoro Lawang. Di depan warung kami bertemu bapak2 yang menjual Syall. Syall, Sarung Tangan, Kupluk, dan Kaos kaki tebal sangat diperlukan disini berhubung dinginnya cuaca. Harganya juga lumayan murah. Ganesh membeli Syall, Sarung Tangan, Kupluk, dan Kaos kaki dengan harga Rp. 50.000. saya membeli kupluk dan sarung tangan seharga Rp. 30.000. setelah itu kami jalan2 ke depan Hotel Bromo Permai. Dari Pagar di sebelah Hotel terlihat pemandangan Kaldera Bromo dengan sangat jelas.
Jalan setapak menuju kaldera di hotel bromo permai
 Disana terdapat jalan kecil menuju kaldera dibawah. Kami menelusuri jalan tersebut sampai kami menemukan Padang savannah dibawah. Kurang lebih membutuhkan waktu kira2  1 jam untuk naik dan turun.
Suasana dibawah
Pukul 14.00 WIB : Kami sampai diatas, di halaman hotel Bromo Permai. Kami bertemu bapak2 penjual  syall yang tadi bertemu di depan warung disana. Karena sarung tangan yang saya beli tadi ada sedikit kerusakan saya lalu menghampirinya untuk menukar yang lebih bagus. Untungnya bapak2 ini baik mau menukarkannya. Kami sempat mengambil foto dengan bapak2 ini. Kami kemudian balik ke losmen untuk istirahat sebentar.
kami dengan bapak penjual Syall
Pukul 16.00 WIB : kami keluar lagi untuk jalan2 keluar mengelilingi Cemoro Lawang. Kami menuju ke petunjuk arah Lava View Lodge. Di pertigaan pintu masuk TNBTS belok ke kiri. Pemandangan disana juga sangat bagus. Kaldera dan Gunung Bromo terlihat dari sini juga Jip2 yang lewat dibawah sana terlihat sangat kecil dari sini. Kami juga sempat membeli susu hangat di warung kecil disini. Setelah itu kami kembali ke Losmen untuk Mandi. Untuk yang tidak kuat dengan dingin saya sarankan lebih baik jangan mandi karena bisa2 kalian jatuh sakit disini dan mengganggu perjalanan kalian.

Pukul 18.00 WIB : Kami kembali keluar untuk makan malam di warung tadi dan mencari souvenir dekat pintu masuk TNBTS. Saya lupa nama warungnya. Menurut saya warung ini sangat recommended karena harganya lumayan murah dari warung lainnya serta pelayanannya yang ramah. Setelah selesai makan dan ngobrol2 di dalam warung kami lalu duduk di depan warung bersama anak2 Tengger. Langit sudah mulai gelap dan cuaca bertambah dingin. Disana kami duduk sambil membuat api diatas velg bekas mobil bersama anak2 tersebut.  Kami ngobrol sambil menghangatkan tangan diatas api.
Bersama anak2 Suku Tengger
 Salah satu dari anak tersebut bercerita tentang keunikan Suku Tengger. Dia bercerita kalau dua teman laki2 nya yang juga duduk dengan kami disana dengan anting2 di kuping kirinya bukan dengan sengaja ditindik, tapi merupakan tanda lahir. Berarti hampir mirip dengan Anak Gimbal yang berada di Dieng ya ? Setelah itu kami kembali ke losmen pada pukul 20.00 WITA. Sesampainya di losmen kami juga sempat ngbrol2 dengan teman yang tinggal di kamar sebelah yang terdiri dari 3 wanita. Setelah ngobrol  dan kopi habis kami masuk ke kamar untuk beristirahat menyiapkan tenaga untuk perjalanan yang menyenangkan nanti Pagi.

Selasa, 2 Juli 2013

Pukul  03.00 WIB : Kami sudah bangun lebih dulu sebelum Sopir Jip yang katanya akan membangunkan kami. Kami menunggu di teras menanti kedatangan Jip yang akan mengangkut kami. Stetlah menunggu 30 menit 3 Buah jip akhirnya datang, dan kami yakin salah satu dari mereka pasti yang akan mengangkut kami. Kami langsung turun kebawah dan salah satu sopir mempersilahkan kami masuk dan kemudian berangkat ke penanjakan.

Pukul  3.50 WIB : Kami sampai di penanjakan setelah melalui jalan yang naik turun dan berkelak-kelok. Tadi di jalan Kami juga melihat beberapa wisatawan yang berjalan kaki menuju ke Penanjakan I membawa senter. Kami kemudian mulai menaiki tangga menuju keatas. Katanya dari atas nanti kita bisa melihat matahari terbit dari belakang Gunung Bromo. Ternyata cuaca berkabut. Pada pukul  4.30 matahari mulai terlihat tapi tertutupi oleh kabut tebal yang lewat. Pengunjung yang tidak tertib juga menghalangi pemandangan tersebut. Seharusnya mereka duduk di kursi beton yang sudah disediakan agar pengunjung yang lain juga bisa melihat jelas pemandangan tersebut sambil duduk santai.
Suasana di Penanjakan 1
 Pukul 5.30 kami kembali ke bawah mencari jeep kami untuk perjalanan selanjutnya. Pukul 6.00 kami sampai di parkiran jeep. Baiknya kalian mencatat atau mengingat plat nomor jeep yang kalian sewa agar tidak binging mencari jip kalian. Karena beberapa jip memiliki warna yang sama terutama yang berwarna Hijau, Merah, dan Putih. Setelah menunggu kedatangan teman yang lain kami kemudian berangkat menuju Kawah Bromo. Kira2  Pukul  7.00 kami sampai di Parkiran jip di hamparan padang pasir dibawah kawah bromo.

Setelah turun dari jip banyak yang menawarkan kuda untuk sampai dibawah tangga diatas. Ongkosnya Rp.50.000 masih bisa ditawar, tapi kami memilih jalan kaki untuk mempertahankan prisip kami sebagai backpacker, yaitu KEEP BUDGET :D.
 Bagi yang memiliki luka di kaki kami sarankan untuk menggunakan sepatu setinggi mata kaki untuk menghindari terkena tetanus karena di jalanan pasir menuju ke tangga banyak berceceran kotoran kuda. Bagi yang kakinya sedang luka tapi lupa membawa sepatu lebih baik mengikhlaskan uangnya untuk menyewa kuda, karena kesehatan kalian lebih penting. Setelah melewati sekitar puluhan anak tangga kami akhirnya sampai di bibir kawah. Kami melihat bagian tengah kawah yang mengeluarkan asap dan mengeluarkan aroma yang kurang sedap. Saya sangat miris melihat pagar pembatas yang dicorat-coret oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Pemandangan Kawah Bromo
 Setelah puas melihat pemandangan kawah kami kemudian turun menuruni puluhan tangga kembali. Kami lalu kembali ke jeep, kecuali Ganesh. Ia  menyempatkan diri untuk sembahyang ke Pura Poten karena kebetulan juga ada rombongan dari Bali kesana.   Karena saya lupa membawa pakaian sembahyang yang lengkap saya mengurungkan niat untuk masuk ke Pura untuk menjaga kesucian Pura Poten.  Setelah Ganesh dan 3 teman kami yang lain datang kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Bukit Teletubbies pada pukul 9.00 WIB. Kami melewati Padang Savanah yang kami lihat kemarin dari atas dan juga melewati lokasi Pasir Berbisik.

Pukul 9.30 WIB :  kami sampai di Bukit teletubbies. Kami lalu berjalan menyusuri hamparan padang rerumputan dengan latar Bukit Teletubbies yang menggunduk seperti yang terdapat pada Film Teletubies. Setelah itu kami berfoto2 untuk mengabadikan moment yang indah ini.
Suasana di Bukit Teletubies
 Kemudian kami kembali ke jeep untuk kembali menuju ke penginapan di Cemoro Lawang.  Kami melewati Padang Pasir Berbisik yang diselimuti kabut. Kami sempat mengabadikan moment dengan 3 teman baru kami.
di Pasir Berbisik dengan teman baru kami
 Pukul 11.00 WIB : Kami tiba di Penginapan.  Kemudian saya dan Yudi mempacking barang yang sebelumnya berantakan dikeluarkan dari  ransel dan Ganesh Mandi. Karena saya kira waktu check-out disini pukul 12.00 WIB makanya saya dan Yudi tergesa2 mem-packing barang. Ternyata kami diberi kesempatan check-out sampai Pukul 14.00 untuk menunggu Bison datang.  Pukul 13.30 Sopir Bison datang. Mereka mencari kami keatas dan menyuruh kami menunggu 1 jam lagi untuk menunggu 4 penumpang lagi yang juga sedang berkemas di losmen seberang.

Pukul 15.00 WIB : Bison akhirnya berangkat kembali ke Probolinggo setelah menunggu beberapa lama. Ingat ! ongkos Normal bison hanya Rp.25.000 s/d Rp.35.000. jika lebih dari itu lebih baik mencari bison yang lain kecuali waktu anda sangat mepet.

Pukul 16.00 WB : Kami tiba di Terminal Bayu Angga Probolinggo. Karena berencana pulang menggunakan kereta api kami kemudian keluar terminal mencari angkot berwarna kuning untuk ke Stasiun. Jarak stasiun dari terminal lumayan jauh. Ongkos angkot ke Stasiun Rp.4.000 tanpa ngetem (angkot langsung jalan). Setelah sampai di terminal ternyata tiket kereta Tawang Alun Jurusan Banyuwangi sudah habis. Kami terpaksa kembali ke terminal menggunakan angkot yang sama yang berada di luar stasiun. Ongkos kembali ke stasiun harganya sama, yaitu Rp.4.000.

Pukul 17.00 WIB : Kami kembali tiba di terminal. Kami masuk ke dalam terminal dan para calo mulai menyerbu kami. Tapi kami cuek saja dan langsung mencari  Bus ekonomi jurusan Banyuwangi yang kami lupa namanya. Ongkosnya Rp.32.000. beberapa menit kemudian bus akhirnya berangkat. Saya sarankan kalian menyiapkan uang kecil untuk memberi pengamen yang berada di bus dan simpan baik2 tiket yang diberikan oleh kondektur bus.

Pukul 21.00 WIB : Kami tiba di Terminal Situbondo. Disini kami dioper oleh kondektur ke Bus AKAS untuk melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi tanpa dikenakan biaya sepeserpun. Kalian cukup menunjukkn tiket bus yang sebelumnya. Kemudian perjalanan dilanjutkan kembali.

Pukul 23.00 WIB : Kami sampai di Terminal Ketapang Banyuwangi. Dari sini kami naik angkot sampai ke depan pelabuhan. Ongkosnya Rp. 6.000 karena sudah malam. Sesampainya di depan Pelabuhan ketapang kami menyempatkan diri makan di depan Pelabuhan. Disana ada pedagang asongan yang menjual nasi yang dibungkus daun pisang. 2 Bungkus Nasi + 2 Sate Telur + Es teh harganya Rp. 12.000. setelah itu kami menuju ke loket untuk membeli tiket menyebrang. Harga tiketnya Rp.6500. kemudian kami berjalan menuyusuri jembatan penumpang dan menyebrang ke Gilimanuk, Bali.

Selasa, 2 Juli 2013

Pukul 1.00 WITA : Kami tiba di Pelabuhan Gilimanuk. Setelah melewati pengecekan identitas kami lalu menuju ke Terminal Gilimanuk. Letaknya di pintu keluar Gilimanuk setelah pemeriksaan KTP di Kiri Jalan. Kami mencari Bus Jurusan Ubung dan Padangbay. Ongkosnya Rp.30.000, sama seperti ongkos dari Ubung ke Gilimanuk. Setelah menunggu selama kurang lebih 1 jam bus akhirnya berangkat dengan lambat karena menaikkan penumpang di jalan.

Pukul 6.30 WITA : Kami tiba di Terminal Ubung , Denpasar. Saat turun dari bus para tukang ojek langsung menyerbu kami. Kami lalu berpisah disini untuk kembali ke rumah masing2. Stetlah nego dengan tukang ojek saya memilih untuk naik ojek untuk pulang ke rumah saya di Jln Imam Bonjol Denpasar (4 Km dari Kuta) dengan tarif Rp.20.000.

Kalkulasi Biaya dari Bali ke Bromo :Bus Ubung-Gilimanuk                                                 = Rp.30.000

Tiket Ferry ke Ketapang                                            = Rp.6.500

Angkot ke Terminal + Bus AKAS ke Probolinggo     = Rp.50.000

Bison / ELF ke Cemorolawang                                  = Rp.30.000

Penginapan (Rp.150.000 : 3)                                     = Rp.50.000

Sewa Jip 4 Rute + Tiket masuk (Rp.650.000 : 6)       = Rp.110.000

Bison / ELF ke Terminal Probolinggo                         = Rp.30.000

Angkot bolak balik ke Stasiun                                    = Rp.8.000

Bus Ke Banyuwangi                                                   = Rp.32.000

Tiket Ferry ke Gilimanuk                                            = Rp.6.500

Bus Ke Ubung                                                           = Rp.30.000

Ojek Pulang                                                               = Rp.20.000
                                                                                 -------------------- +

                                                                                     Rp. 403.000*

*Belum termasuk biaya makan, perlengkapan, & Oleh2

Contact yang Direkomendasikan :
- Pak Basir (Sopir Elf / Bison) : 085 330 10 6688
- Pak Sugik (Juragan Hardtop dan Sopir Hardtop) : 081 358 00 5877